Susu kambing tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan saja. Melainkan juga bisa dimanfaatkan untuk memasak kuliner-kuliner lain.
Salah satu kuliner khas di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat yang menggunakan susu kambing adalah ampiang dadiah. Ampiang merupakan makanan khas lokal hasil dari produksi rumahan yang dikerjakan oleh kaum perempuan. Dibutuhkan minimal tiga orang dalam proses pembuatan Ampiang ini.
Lalu dalam penyajiannya, ampiang sering dikolaborasikan dengan makanan lain yang bernama dadiah. Dadiah berbentuk semacam yoghurt tradisional asli dari Minangkabau. Dadiah memiliki bahan dasar susu yang telah difermentasi. Tekstur dari dadiah sendiri adalah padat dan agak sedikit keras.
Susu yang digunakan untuk membuat dadiah sendiri sebenarnya berasal dari kerbau yang diperah. Namun jika benar-benar tidak ada, maka boleh diganti menggunakan lain yaitu susu kambing atau susu sapi. Susu tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam potongan bambu berukuran 15–30 cm, lalu ditutup daun pisang, dan didiamkan selama dua hari dua malam.
Setiap batang bambu dapat dipakai untuk memproduksi ampiang dadiah hingga 15 porsi. Bagi masyarakat Minangkabau ampiang dadiah sendiri dipercaya mempunyai banyak manfaat dalam tubuh. Beberapa di antaranya adalah bisa meningkatkan imunitas tubuh, menambah stamina, serta dapat menurunkan kadar kolesterol.
Dadiah sendiri merupakan makanan yang telah ada sejak zaman dahulu. Bahkan, nenek moyang dari orang-orang Minangkabau memanfaatkan dadiah sebagai makanan ringan pengganti lauk pauk.
Dalam menyiapkan satu porsi ampiang dadiah sebenarnya sangat mudah. Hanya cukup menuangkan kurang lebih empat sendok ampiang ke dalam piring, setelah itu basahi dengan air panas secukupnya, kemudian tekan-tekan untuk melembutkannya.
Lalu selepas ditiriskan, tambahkan dua sendok dadiah ke atas ampiang. Terakhir, taburi ampiang dadiah dengan parutan kelapa dan gula aren cair agar lebih nikmat.
PRIMANDA ANDI AKBAR