Bank Dunia atau World Bank kembali menempatkan Indonesia ke golongan lower middle income country atau negara dengan penghasilan menengah ke bawah. Posisi ini membuat Indonesia turun kelas.

Pada Juli 2020, Indonesia sebenarnya sudah menempati posisi upper middle income country atau negara dengan penghasilan menengah ke atas. Penurunan terjadi karena gross national income (GNI) atau pendapatan nasional bruto Indonesia sepanjang tahun lalu merosot dari US$ 4.050 menjadi US$ 3.870 per kapita.

Meski demikian, Kementerian Keuangan meyakini posisi Indonesia akan kembali naik pada akhir tahun nanti. Apakah target pemerintah akan tercapai?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan target pemerintah mengembalikan posisi Indonesia ke negara dengan penghasilan menengah ke atas kurang realistis. Untuk kembali naik kelas, pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia paling tidak harus mencapai US$ 4.100.

Angka itu nyaris di ambang batas bawah yang ditetapkan Bank Dunia untuk negara dengan kategori pendapatan menengah ke atas. Adapun untuk menaikkan pendapatan nasional bruto per kapitanya, Indonesia harus mengejar pemulihan ekonomi dari krisis pandemi Covid-19.

“Rasanya berat kita bisa naik lagi tahun ini kalau pemulihan belum ekonomi berjalan. Di kuartal III ini bahkan sepertinya ada kontraksi lagi yang menimbulkan keraguan (terhadap pemulihan ekonomi) sehingga untuk loncat dari US$ 3.87 ke US$ 4.100 masih berat,” ujar Heri pada Rabu, 14 Juli 2021, saat dihubungi melalui telepon.

Heri mengatakan memasuki kuartal III 2021, terlihat sejumlah tanda melemahnya ekonomi negara bila dilihat dari daya beli yang menurun, pengangguran yang meningkat, kinerja sektor industri yang merosot. Kondisi itu didorong oleh melonjaknya kasus Covid-19 akibat munculnya varian baru virus corona, yang membuat pemerintah harus kembali membatasi kegiatan masyarakat.

12 Selanjutnya

Pada Juli 2020, Indonesia sebenarnya sudah menempati posisi upper middle income country atau negara dengan penghasilan menengah ke atas. Penurunan terjadi karena gross national income (GNI) atau pendapatan nasional bruto Indonesia sepanjang tahun lalu merosot dari US$ 4.050 menjadi US$ 3.870 per kapita.

Meski demikian, Kementerian Keuangan meyakini posisi Indonesia akan kembali naik pada akhir tahun nanti. Apakah target pemerintah akan tercapai?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan target pemerintah mengembalikan posisi Indonesia ke negara dengan penghasilan menengah ke atas kurang realistis. Untuk kembali naik kelas, pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia paling tidak harus mencapai US$ 4.100.

Angka itu nyaris di ambang batas bawah yang ditetapkan Bank Dunia untuk negara dengan kategori pendapatan menengah ke atas. Adapun untuk menaikkan pendapatan nasional bruto per kapitanya, Indonesia harus mengejar pemulihan ekonomi dari krisis pandemi Covid-19.

“Rasanya berat kita bisa naik lagi tahun ini kalau pemulihan belum ekonomi berjalan. Di kuartal III ini bahkan sepertinya ada kontraksi lagi yang menimbulkan keraguan (terhadap pemulihan ekonomi) sehingga untuk loncat dari US$ 3.87 ke US$ 4.100 masih berat,” ujar Heri pada Rabu, 14 Juli 2021, saat dihubungi melalui telepon.

Heri mengatakan memasuki kuartal III 2021, terlihat sejumlah tanda melemahnya ekonomi negara bila dilihat dari daya beli yang menurun, pengangguran yang meningkat, kinerja sektor industri yang merosot. Kondisi itu didorong oleh melonjaknya kasus Covid-19 akibat munculnya varian baru virus corona, yang membuat pemerintah harus kembali membatasi kegiatan masyarakat.

12 Selanjutnya

Secepat-cepatnya bila pemulihan ekonomi sesuai jalur, Heri memprediksi Indonesia bisa kembali erada di kelompok negara penghasilan menengah pada tahun depan. “Itu pun dengan asumsi pemulihan berjalan dengan baik. Kalau penanganan pandemi Covid-19 lambat, kita lambat juga naik levelnya,” ujar Heri.

Sejalan dengan upaya mengejar peningkatan pendapatan per kapita, Heri mengatakan negara harus menjaga agar pertumbuhan ekonomi bersifat inklusif. Ia menyebut tak ada artinya bila peningkatan pendapatan hanya menyentuh golongan orang-orang kaya.

“Jadi bagaimana menciptakan pertumbuhan yang inklusif, mendalam, dan dirasakan orang-orang miskin. Jangan cuma dirasakan segelintir orang yang punya aset besar,” ujar dia.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu sebelumnya menyatakan optimis Indonesia akan kembali menjadi negara berpendapatan menengah ke atas. “Akhir tahun ini seharusnya sudah bisa, apalagi tahun 2022,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat 9 Juli 2021.

Ia menjelaskan kontraksi ekonomi 2,07 persen (yoy) tahun lalu salah satunya tercermin melalui penurunan pendapatan per kapita Indonesia dari US$ 4.050 menjadi US$ 3.870. Meski demikian, penurunan status Indonesia yang dilakukan oleh Bank Dunia dalam laporan World Bank Country Classifications by Income Level: 2021-2022 disebut-sebut tidak memberikan pengaruh terhadap masyarakat.

Febrio menegaskan pemerintah telah mampu melindungi 40 persen masyarakat miskin dan rentan bahkan telah menjaga lima juta orang agar tidak menjadi miskin melalui berbagai program. “Apa dampak bagi masyarakat kita? Hampir tidak ada. Mau US$ 4.050, mau US$ 3.870, tingkat kemiskinan kita tahan,” katanya.

Ia memastikan Indonesia akan kembali menjadi negara berpendapatan menengah ke atas pada 2021 dalam laporan Bank Dunia, karena saat ini kondisinya lebih kondusif dibandingkan tahun lalu bahkan sebelum pandemi. Terlebih tahun ini ia menyatakan pemerintah menggelar program vaksinasi yang terus dipercepat untuk mencapai herd immunity sehingga aktivitas perekonomian akan segera pulih.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS

By admin