Pengusaha Muhammad Jusuf Hamka ramai menjadi perbincangan setelah membahas mengenai kartel kremasi jenazah Covid-19. Ia dikenal sebagai pengusaha muslim keturunan Tionghoa asal Samarinda, Kalimantan Timur.

Pria 63 tahun ini lahir dengan nama Alun Joseph dan sering disapa dengan panggilan Babah Alun. Ia menjadi mualaf setelah bertemu dengan Ulama Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka tahun 1981. Di bawah bimbingan Buya Hamka akhirnya ia mengucapkan dua kalimat syahadat. Sejak saat itu namanya diganti menjadi Jusuf Hamka dan diangkat menjadi anak oleh Buya Hamka.

Sikap toleransi beragama yang tinggi didapatkannya dari keluarga. Ayahnya adalah seorang dosen dan ibunya berprofesi sebagai guru. Tidak ada penolakan dari keluarga ketika Jusuf Hamka memutuskan untuk menjadi mualaf. Bahkan ibunya yang membangunkannya untuk sahur pertama kali. “Mama udah masakin, mama udah beli penggorengannya sendiri, terpisah, halal makanannya,” kata Jusuf Hamka di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo yang tayang pada 14 Mei 2021. Anak keempat dari tujuh bersaudara ini kemudian menunaikan ibadah haji pada tahun 1984.

Jusuf Hamka dikenal sebagai orang yang dermawan yang sering memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini sangat terlihat dari akun Instagramnya yang sering kali membagikan kegiatannya saat melakukan aksi sosial. “Banyak duit jangan sombong, ga banyak duit jangan sombong, ga punya duit jangan nyolong,” demikian yang ditulisnya di bio Instagram pribadinya.

Ia juga dikenal sebagai pemilik jalan Tol Desari. Jusuf Hamka mendirikan Masjid Babah Alun Desari yang terletak di pinggir Tol Depok-Antasari itu. Bentuk masjid berarsitektur oriental itu menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar maupun pendatang dari luar kota.

Kini Jusuf Hamka telah membangun tiga masjid sejak tahun 2017. Ia bercita-cita ingin membagun 1.000 masjid. Namun ia sadar bahwa usianya tidak lagi muda karena untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu waktu yang sangat panjang. Untuk mengatasinya, ia mewujudkannya lewat program renovasi masjid jika memang ada yang memintanya melakukan. Jusuf Hamka berharap cita-cita ini bisa diteruskan oleh anak dan cucunya kelak.

Beberapa bulan lalu, Jusuf Hamka diberi sebuah mobil mewah, Rolls-Royce Drophead 2021 yang berlapis emas. Namun mobil tersebut justru dijual untuk dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan. “Terlalu mewah dan mubazir buat saya pergunakan, maka langsung hari ini juga, saya tawarkan untuk dijual kepada siapa saja yang berminat, supaya dananya bisa dipergunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat bagi umat dan kaum dhuafa,” tulisnya di Instagram pada 6 Februari 2021.

Jusuf Hamka menjadi Pembina Yayasan Daya Besar Krematorium atau yang sudah berganti nama menjadi Krematorium Dr Aggi Tjetje SH Cilincing, Jakarta Utara milik almarhum kakaknya. Ia mengaku terkejut sekaligus prihatin dengan munculnya kartel kremasi di tengah situasi saat ini. Maka dari itu, ia menyediakan jasa kremasi dengan harga yang cukup terjangkau dan bagi mereka yang tidak mampu akan digratiskan dengan beberapa syarat.

By admin